Iran Luncurkan Satelit Militer Pertama

Menjelang peringatan ke-41 berdirinya Garda Revolusi Iran. Baru baru ini Iran melalui Korps Garda Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) sukses meluncurkan dan mengorbitkan satelit militer nya yang pertama di tengah pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini, termasuk Iran sendiri. Satelit yang diberi nama "Noor-1" itu diluncurkan dari instalasi Qassed yang berada di bagian tengah Iran dan kini mengorbit di ketinggian 425 KM dari permukaan bumi (22/04).

Peluncurnya satelit tsb akhirnya membuat AS dan Israel geram, hingga Iran kembali mendapat kecaman. Menlu AS, Mike Pompeo menuduh Iran telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB atas peluncuran satelit militer nya itu.

Misi peluncuran satelit berkaitan dengan Kemhan dan Organisasi Antariksa Iran, yang keduanya berada dibawah Presiden.

Yang menarik adalah peluncuran satelit itu dilakukan oleh IRGC. Hal ini jelas menjadi peringatan bagi negara negara barat terutama AS dan Israel. Karena meluncurkan satelit secara tidak langsung juga membuat roket (pembawa satelit). Itu artinya IRGC berhasil membuat roket.

Selain itu menempatkan satelit militer di ruang angkasa juga memberi pesan (Psywar) bahwa satelit tsb dapat digunakan untuk mengendalikan drone, rudal dan juga untuk kepentingan operasi spionase. Mengingat, Januari 2020, Amerika telah membunuh Jenderal Qasem Soleimani, menggunakan drone. Aksi balasan pun dilakukan Iran dengan menembakkan rudal ke beberapa pangkalan militer AS yang berlokasi di Irak.

Meskipun ada perbedaan teknis antara rudal dan sistem balistik dengan roket pembawa satelit, baik dari segi mekanisme peluncuran, ketahanan maupun bentuk hulu muatan. Namun secara umum roket pembawa satelit menggunakan dua mesin dan teknologi balistik, sehingga menjadi pesan untuk negara negara barat bahwa Iran mampu membuat dan mengembangkan rudal antar benua. Secara prinsip roket pembawa satelit tak berbeda jauh dengan Rudal Balistik Antar Benua atau Inter Continental Balistic Missile (ICBM).

Di dunia saat ini tercatat hanya empat negara yang memiliki dan bergabung dalam ICBM Club : AS, China, Rusia dan Perancis. ICMB adalah peluru kendali berkepala nuklir yang jangkauan tembaknya mampu mencapai benua atau negara manapun di dunia ini. Itulah mengapa ICMB menjadi kekuatan deterrent yang sangat ditakuti.

Nah, melihat keberhasilan Iran dalam meluncurkan satelit militer nya yang pertama, kemungkinan besarnya, cepat atau lambat Iran akan kembali mengembangkan ICMB dan menyusul masuk dalam ICBM Club.

Negara lainnya yang kemungkinan juga menyusul adalah Korea Utara. Unha-3 yang diluncurkan Korea Utara, yang membawa satelit Kwangmyongson. Itu kalau menurut teori jangkauan sasaran tembaknya sama dengan ICBM. Roket Unha-3 Korea Utara tsb diklaim dapat menjangkau jarak sekitar 8.000 hingga 10.000 kilometer (4.970 sampai 6.210 mil). Jika diarahkan ke benua Amerika Unha-3 dapat menjangkau Hawaii dan pantai barat laut daratan Amerika.

Posting Komentar

0 Komentar