Sebuah dokumen skenario wabah dan lockdown yang ada di Universitas PBB,
United Nations University. Dokumen ini dirilis oleh Global Business Network,
direkturnya Peter Schwartz, seorang futurolog kondang asal Jerman.
Para penggagas skenario serta donatur adalah Rockefeller yang diwakili oleh
Claudia Juech sebagai Managing Director dan Global Business Network yang
diwakili oleh Andrew Blau sebagai Co-President. Dokumen menggunakan kajian
akademik dimana Rockefeller mengundang beberapa narasumber dari berbagai
Universitas terkemuka di AS.
Menariknya, sejak 10 tahun yang lalu, tepatnya Mei 2010 skenario yang dibuat
oleh Rockefeller ini persis seperti apa yang terjadi saat ini, dimana semua
orang menggunakan masker, cek temperatur tubuh sebelum masuk gedung, toko toko
pada tutup, ekonomi runtuh hingga perberlakuan lockdown di tengah penyebaran
Coronavirus COVID-19 saat ini. Semua persis seperti skenario yang dimuat dalam
dokumen tsb.
Tahun 2010 mereka membuat skenario munculnya wabah 2 tahun kemudian, 2012.
Schwartz mengatakan bahwa di tahun 2012, pandemi yang selama ini dikhawatirkan
akan melanda dunia, akhirnya kejadian benaran. Hanya saja pandemi kali ini
tidak seperti jenis jenis wabah sebelumnya. Jenis pandemi kali ini adalah
sejenis influenza baru yang berasal dari hewan-angsa liar yang sifatnya ganas
dan mematikan hingga menginfeksi hampir 20% populasi dunia serta akan membunuh
8 juta manusia hanya dalam rentan waktu tujuh bulan.
Lebih jauh, pandemi kemudian mengakibatkan lumpuh nya perekonomian dunia,
industri mati, rantai supply dunia terhenti, toko toko dan kantor kantor pada
tutup hingga terjadi pengangguran. Hal lainnya yang lebih menarik dalam skenario
tsb mereka sudah menetapkan bahwa China lah yang akan melakukan lockdown
terlebih dahulu akibat penyebaran pandemi tsb. Persis seperti yang terjadi di
Wuhan saat pertama kali pandemi Coranavirus COVID-19 muncul.
Skenario selanjutnya, seiring di tengah merebaknya pandemi, kontrol dan
pengawasan yang intensif atas warga negara pun akan dilakukan oleh otoritas dan
pihak yang berwenang dengan dalih keselamatan dan stabilitas nasional, hingga
penggunaan sistem kontrol menggunakan ID Biometrik. Dan dalam dokumen skenario
Rockefeller ini, kontrol semacam itu akan terus berjalan meskipun pandemi tsb
sudah dinyatakan hilang.
Catatan:
Rockefeller Foundation merupakan bagian dari organisasi
Trilateral Commission, disingkat TLC. Sebuah
organisasi yang didirikan oleh John D.Rockefeller sendiri bersama Rothschild
dan Ford Fund, tahun 1973. Direktur nya Zbigniew Brzezinski, pakar ilmu politik
dan geostrategi, penasihat Presiden Jimmy Carter, tahun 1977 sd 1981, dengan
tema utama berdirinya Between Two Ages: balance-of-power politics was out, and
world-order politics was in.
TLC awalnya merupakan aliansi Eropa, Amerika dan Jepang untuk menguasai
dunia dengan keyword "Merger", dimana para international upper class
harus bersatu untuk melindungi kepentingan negara maju. Pimpinan politik yang
di promosikan hingga menjadi pemegang kekuasaan harus memberi jaminan bahwa the
global financial interests (of the Rockefellers and the other ruling elites)
harus dilindungi dimanapun ia berada.
Pada tahun 1973, John D. Rockefeller mengundang sekitar 200 top bankers,
businessman, potitisi dan pemimpin serikat pekerja di seluruh dunia, termasuk
Jimmy Carter. Melalui TLC itulah Carter memperoleh short course tentang Foreign
Affairs. Dan sebagai imbalan nya Carter dikampanyekan sebagai seorang "populist"
,"man of the people", "outsider" yang tidak terkait dengan
Establishment. Dan tahun 1976 pun akhirnya Carter menjadi Presiden dan berkuasa
di gedung putih.
Sebagai penutup. Dokumen tsb sudah dibahas dimana mana, khususnya di
kalangan kaum telik sandi sebagai alat introspeksi, apakah merupakan suatu yang
kebetulan? Apakah hanya ilusi? Halusinasi?? De Javu? Saya sendiri tidak memberi
komentar. Sebab sebagai makhluk yang rasional, saya pikir logika orang tidak
bisa dikendalikan.
Itulah tujuan lockdown yang sesungguhnya. Mereka menjadikan kita semua
seperti kawanan yang dipenjara, tunduk patut pada pemerintahan global - New
World Order.
Scenariosfor the Future of Technology and International Development
0 Komentar